Kamis, 29 Januari 2015

ADAPTASI DAN SPESIASI MENURUT PANDANGAN ISLAM

I. PENDAHULUAN
Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk yang komplek. Evolusi juga dapat diartikan proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori evolusi Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap tidak benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan, terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagaiteori evolusi Darwin atau teori Darwin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi adalah seleksi alam, mutasi dan peran isolasi dalam pembentukan spesies baru. Ada perjuangan untuk hidup yaitu antara individu-individu dalam suatu spesies untuk mendapatkan makanan, air, cahaya atau faktor-faktor lain yang penting dalam lingkungan itu. Melalui peristiwa isolasi dapat ditetapkan adanya perbedaan genetik. Organisme yang hidup di sekitar kita telah mengalami tahap-tahap isolasi menuju pembentukan spesies baru.
Bukti teori evolusi adalah; adaptasi dan seleksi alam. Seleksi alam berlangsung secara mikro evolusi, dengan hasil akhirnya adalah adaptasi. Dua unsur yang terdapat pada teori Evolusi Darwin, yaitu; adaptasi dan pembentukan spesies baru (spesiasi). Terjadi adaptasi melalui proses mikro evolusi, yakni perubahan pada individu dalam populasi secara bertahap untuk membentuk spesies baru.
Namun salah satu diantara beberapa kontroversi dalam teorinya, Darwin menyatakan bahwa tidak ada campur tangan Tuhan dalam kejadian Evolusi Makhluk Hidup, hal inilah yang menjadi sorotan negatif oleh para agamis, terutama kaum Muslimin dengan konsep agama Islam (al-Qur’an dan al-Hadits).
Pada makalah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang adaptasi dan pembentukan spesies baru (spesiasi) menurut pandangan Islam.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian adaptasi dan spesiasi?
B. Bagaimana adaptasi menurut pandangan Islam?
C. Bagaimana spesiasi menurut pandangan Islam?

III. PEMBAHASAN
  A. Pengertian Adaptasi dan Spesiasi
    1. Pengertian Adaptasi
Adaptasi merupakan proses yang membuat organisme semakin cocok atau sesuai dengan habitatnya. Istilah adaptasi juga dapat menunjuk sifat yang penting bagi ketahanan hidup organisme. Ada beberapa definisi yang diberikan oleh Theodosius Dobzhansky, yaitu:
Adaptasi adalah proses evolusi dimana lewat proses ini organisme menjadi lebih mampu hidup di habitatnya (bisa lebih dari satu habitat).
Keadaptifan (adaptedness) adalah keadaan beradaptasi, yaitu seberapa mampu organisme untuk hidup dan bereproduksi pada suatu set habitat.
Sifat adaptif adalah aspek pola perkembangan organisme yang memungkinkan atau meningkatkan probabilitas organisme untuk survive dan bereproduksi.
Adaptasi ini diperlukan oleh makhluk hidup di bumi, karena setiap lingkungan di bumi memiliki karakteristik sendiri. Oleh karena itu, setiap makhluk hidup memiliki bentuk dan karakteristik berbeda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Lingkungan tempat makhluk hidup berkembang biak disebut dengan habitat. Pada umumnya, makhluk hidup yang sudah beradaptasi di lingkungan tertentu sulit untuk beradaptasi di tempat lain. Kecuali manusia, karena manusia memliki otak dan pikiran sebagai alat untuk beradaptasi dengan berbagai lingkungan yang ada. Otak dan pikiran ini digunakan untuk menyesuaikan lingkungan dengan kemauannya. Misalnya, di kutub yang dingin maka ia membuat rumah yang berbentuk seperti kubah karena dengan bentuk seperti itu maka suhu didalamnya akan lebih hangat.
Adaptasi terdiri dari tiga macam, antara lain:
    1. Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Pada adaptasi ini biasanya bentuk penyesuaian bentuk tubuhnya seperti pada bentuk paruh, bentuk kaki, maupun bentuk seluruh tubuh secara keseluruhan. Adaptasi pada bentuk tubuh ini berfungsi untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan cara ia mendapatkan makanan dan menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan bagaimana ia tinggal di tempat tersebut.








Gb. 1. Adaptasi Morfologi Pada Bentuk Mulut Serangga

   2.Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup terhadap keadaan lingkungannya. Adaptasi ini tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi organ-organ bagian dalam tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya. Seperti fungsi jantung manusia untuk beradaptasi dengan daerah tinggi.











Gb. 2. Adaptasi Fisiologi Pada Organ-Organ Ikan

   3. Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku adalah cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya dalam bentuk tingkah laku. Adaptasi tingkah laku ini berhubungan dengan tindakan makhluk hidup untuk beradaptasi atau melindungi diri dari pemangsa. Selain itu juga adaptasi tingkah laku berhubungan dengan kebiasaan makhluk hidup untuk beradaptasi dan mempertahankan hidupnya di suatu lingkungan.







  Gb. 3. Adaptasi Tingkah Laku Pada Ikan Paus
Seleksi alam akan memodifikasi struktur organism muda kearah induknya, dan struktur induk kea rah anaknya. Dalam hewan yang suka hidup berkelompok, seleksi ini akan menyesuaikan struktur setiap individu demi kemanfaatan seluruh kelompoknya, apabila masyarakat hewan tersebut nyata-nyata akan beruntung dengan adanya perubahan yang terpilih itu. Apa yang tidak dapat dilakukan oleh seleksi alam adalah memodifikasi struktur satu jenis tanpa memberinya keuntungan, kecuali demi kebaikan spesies lain, dan meskipun pernyataan mengenai pengaruh ini dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan mengenai sejarah alam, saya tidak dapat menemukan satu kasuspun yang tahan uji.
Suatu struktur yang digunakan hanya sekali dalam kehidupan hewan, apabila penting baginya, akan dapat dimodifikasi sampai sejauh mungkin oleh seleksi alam. Sebagai contoh rahang besar yang dipunyai beberapa serangga hanya digunakan untuk membuka kepompong. Atau ujung keras paruh burung yang belum menetas akan digunakan untu k memecahkan telurnya.
Pengertian Spesiasi
Sepesiasi merupakan proses atau cara terbentuknya spesies makhluk hidup. Spesiasi berasal dari kata dasar spesies. Spesies berasal dari bahasa Latin yang berarti “jenis” atau “penampakan”. Konsep spesies biologis mendefinisikan spesies sebagai suatu populasi atau kelompok populasi yang anggota-anggotanya memiliki kemampuan untuk saling mengawini satu sama lain di alam dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup dan fertil jika kawin dengan spesies lain.
Konsep spesies biologis bergantung  pada isolasi  reproduktif, di mana setiap spesies terisolasi oleh sawar (penghalang) yang menghalangi terjadinya perkawinan. Sehinggga, percampuran gen dengan spesies lain dapat terhambat. Terdapat dua cara umum spesiasi (cara pembentukan spesies) berdasarkan aliran gen di antara populasi, yang tercakup dalam isolasi geografis, yaitu:
    1. Spesiasi Alopatrik
Pada spesiasi ini, suatu populasi diisolasi oleh penghalang tertentu secara geografis. Penghalang ini dalam mengisolasi populasi tertentu tergantung pada kemampuan organisme populasi tersebut untuk berpindah. Kedua populasi  yang terisolasi dalam daerah  atau lingkungan berbeda ini, lama-kelamaan akan mengalami perubahan fisiologi dan morfologi seiring adaptasinya terhadap lingkungan populasi tersebut. Akhirnya terbentuk spesies baru.
    2. Spesiasi Simpatrik
Spesiasi ini terjadi pada populasi berbeda tetapi hidup dalam lingkungan yang sama, ataupun populasi yang awalnya terpisah secara geografis tetapi kemudian berpindah ke suatu tempat yang berbeda populasi. Kedua populasi yang berbeda ini akan saling beradaptasi dengan lingkungan dan populasi di sekitarnya. Sehingga terbentuk kemiripan fisiologi dan morfologi antar populasi. Keadaan ini memungkinkan terjadi spesiasi.

B. Adaptasi Menurut Pandangan Islam
Variasi dalam detail karakter yang dibagi bersama membuat individu dalam populasi beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, individu dalam populasi alam bervariasi dalam kesesuaian – adaptasi terhadap lingkungan yang diukur dengan kontribusi genetik relatif untuk generasi mendatang.
Satu karakter yang meningkatkan kesesuaian individu disebut adaptasi evolusioner atau karakter adaptif. Jika individu bertahan dengan karakter adaptif ini, maka karakter yang diwariskan menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang tidak. Kemudian frekuensi munculnya karakter tersebut meningkat dalam populasi sepanjang generasi.
Penurunan sifat dan karakter itu melalui gen yang disimpan dalam dua substansi, yaitu DNA yang terdapat di dalam kromosom dan RNA yang terdapat di dalam sitoplasma. Kode genetik yang diinformasikan kepada keturunan (jika tidk ada perubahan struktur DNA) akan selalu persis sama dengan induknya. Kesalahan transformasi genetik dalam membuat salinan “kode instruksi DNA” menimbulkan kelainan pada keturunannya yang disebut mutasi.
B.G. Ranganathan menyatakan bahwa mutasi bersifat kecil, acak, dan berbahaya. Mutasi pun jarang terjadi, kemungkinan besar mutasi itu tidak berguna. Empat karakteristik mutasi ini menunjukkan bahwa mutasi tidak dapat mengarah pada perkembangan evolusioner.
Mutasi-mutasi yang sering disebut-sebut oleh ahli Biologi dan yang mereka pakai untuk menerangkan evolusi, pada kenyataannya tidak pernah terjadi di luar suatu batasan sempit dan tidak pula mewakili anomali ataupun dekadensi dari spesies tertentu. Tak satupun dari variasi yang disajikan oleh para pembela evolusi sebagai awal timbulnya spesies baru, merupakan varian yang bukan berada dalam lingkungan suatu spesies spesifik.
Jadi, adaptasi yang dilakukan oleh suatu makhluk hidup akibat dari mutasi tidak dapat membuatnya menjadi suatu spesies baru. Setiap makhluk hidup diciptakan oleh Allah SWT secara sempurna dengan segala sesuatu yang dibutuhkannya untuk dapat bertahan hidup sepanjang Allah SWT menghendakinya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-A’la ayat 2-3:
((((((( (((((( (((((((( (((   ((((((((( (((((( (((((((( (((  
“Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya). Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. (al-A’la:2-3)”
Teori Evolusi yang mengatakan bahwa adaptasi dapat membuat suatu organisme berubah menjadi spesies baru karena adanya mutasi dan dapat bereproduksi dengan menghasilkan keturunan yang lebih unggul tidak dapat terbukti karena mutasi bersifat merusak dan bukannya memperbaiki, sedangkan mutasi yang bisa diturunkan hanyalah mutasi yang hanya terjadi pada sel gamet organisme tersebut. Selain itu, tidak ada catatan fosil yang membuktikan hal tersebut.
Campbell, et al. mengatakan dalam bukunya, “BIOLOGI”, bahwa vertebrata yang dapat terbang berkembang dari vertebrata yang tidak dapat terbang melalui suatu mekanisme perbaikan secara bertahap struktur yang telah ada untuk fungsi-fungsi baru. Vertebrata yang semula tidak dapat terbang, karena keadaan lingkungan membuatnya beradaptasi sehingga secara perlahan-lahan ia mendapatkan struktur baru yang membuatnya bisa terbang.
Perubahan yang berlangsung secara perlahan-lahan ini seharusnya pernah terdapat sangat banyak spesies peralihan selama periode perubahan yang panjang ini. Sebagai contoh, seharusnya terdapat beberapa jenis makhluk setengah ikan-setengah reptil di masa lampau, dengan beberapa ciri reptil sebagai tambahan pada ciri ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya terdapat beberapa jenis burung-reptil dengan beberapa ciri burung disamping ciri reptil yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk-makhluk imajiner yang  mereka yakini hidup di masa lalu ini sebagai “bentuk transisi”.
Sayangnya, sampai sekarang belum ditemukan adanya bukti fosil tersebut. Prof. John Moore dari Departemen Ilmu Pengetahuan Alam, Michigan State University mengatakan bahwa tidak ada bukti fosil yang mendukung teori evulusi kecuali bukti tidak langsung. Pentingnya palaeontologi dalam teri evolusi diakui Darwin dalam bukunya “Origin of Species”. Dia mengetahui bahwa catatan fosil tidak mendukung spekulasinya, tetapi dia yakin bahwa riset berikutnya akan mengisi kekosongan tersebut.
Kaum evolusionis telah berburu fosil dan melakukan penggalian mencari mata rantai yang hilang di seluruh penjuru dunia sejak pertengahan abad ke-19. Walaupun mereka telah bekerja keras, tak satu pun bentuk transisi ditemukan. Semua fosil yang ditemukan justru membuktikan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang lengkap.Allah SWT berfirman dalam surat as-Sajdah ayat 7:
(((((((( (((((((( (((( (((((( (((((((( ……………
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya….” (as-Sajdah: 7).

Keragaman makhluk sengaja diciptakan Allah SWT dan setiap jenis makhluk diciptakan secara lengkap, kompeks, rumit, teratur, dalam bentuk, ukuran, dan proses atau waktu yang tepat, serta disusun dari komponen secara seimbang dan akurat. Sejak awal penciptaannya setiap jenis makhluk memiliki ciri-ciri yang khusus dan istimewa sehingga suatu jenis makhluk dapat dibedakan dari jenis makhluk lainnya. Manusia hanya dapat mendeskripsikan, mengenal fungsi dan manfaat, serta mengelola hasil ciptaan Allah SWT yang beragam itu untuk mencapai tujuan hidup dan kehidupannya.
Allah SWT juga melarang kita sebagai umat Islam mempercayai keragu-raguan dalam perkara yang sudah pasti, seperti sifat wujud Allah SWT, penciptaan alam semesta, manusia, dan kehidupannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 36:
((((( (((((((( (((((((((((( (((( ((((( ( (((( ((((((( (( ((((((( (((( ((((((((( ((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((( ((((((((((( ((((  
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Yunus: 36)

 Teori Evolusi mengenai pembentukan spesies baru sebagai hasil dari adaptasi yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah jelas hanyalah sebuah prasangka belaka. Dengan mengetahui, memahami, dan memelajari segala ilmu pengetahuan tentang kehidupan kecil yang sistematis, kompleks dan rumit maka dapat menjelaskan bahwa asal usul kehidupan adalah suatu keajaiban yang tidak bisa terjadi secara spontan dan kebetulan, serta variasi kehidupan tidak dapat terjadi melalu proses seleksi alam yang tidak terarah dan acak.
Bagi kita, umat Muslim cukuplah dengan beriman. Iman kepada terjadinya penciptaan yang tidak alami yang boleh dikatakan merupakan peristiwa yang hanya satu kali saja terjadi, mendasari kelahiran berikutnya. Sebagaimana iman kita pada penciptaan Nabi Adam as., sebagai manusia pertama, kemudian melahirkan manusia-manusia berikutnya. Allah Maha Kuasa berbuat sesuai kehendak-Nya.

C. Spesiasi Menurut Pandangan Islam
Ketika Charles Darwin mengeluarkan bukunya yang berjudul “On the Origin of Species” pada tanggal 24 Nopember 1859 yang menjelaskan mengenai keragaman makhluk hidup melalui apa yang dinamakan evolusi oleh seleksi alam. Salah satu kajian evolusi yaitu spesiasi, di mana spesiasi merupakan proses evolusi ketika spesies baru terbentuk. Dengan kata lain, spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi.
Selanjutnya berkembanglah berbagai teori yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang ada sekarang lahir karena adanya evolusi atau perubahan secara perlahan-lahan dari sisi anatomi dan morfologi akibat seleksi alam.
Umat Islam percaya dan mengimani bahwa dalam segala penciptaan, cukuplah Allah SWT mengatakan “Jadilah!” maka jadilah ciptaan itu. Dalam hal ini, penciptaan spontan dan sesuatu yang tidak ada langsung menjadi ada dan sempurna, sama sekali bukanlah hal yang sulit bagi Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat an-Nur ayat 45:
(((((( (((((( (((( (((((((( (((( (((((( ( ((((((((( ((( ((((((( (((((( ((((((((( ((((((((( ((( ((((((( (((((( (((((((((( ((((((((( ((( ((((((( (((((( (((((((( ( (((((((( (((( ((( (((((((( ( (((( (((( (((((( ((((( (((((( ((((((( ((((  
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakin-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (an-Nur: 45)
Dalam buku “On the Origin of Species”, Darwin menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Aneka spesies makhluk hidup, kata Darwin, tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
Dalam referensi lain, dalam konteks evolusi (spesiasi-red) bahwa makhluk hidup muncul melalui proses seleksi alam (natural selection) yang gradual (berangsur-angsur) sehingga bagi sementara pihak, peran Tuhan sebagai pencipta akan terusik. Pernyataan teori evolusi tersebut tentang keberadaan makhluk hidup secara kebetulan (by chance) dan tidak memiliki tujuan (non purposive) membuat signifikansi Tuhan bagi kehidupan meluntur. Makhluk hidup tidak akan lagi butuh penyelamatan dari Tuhan, karena itu agama tidak lagi dibutuhkan.
Meskipun dalam perspektif Islam, penciptaan hewan dan tumbuhan, al-Qur’an tidak menolak adanya proses evolusi yang dikatakan sebagai hasil dari seleksi alam. Namun natural selection yang dimaksudkan itu masih dalam kontrol, kehendak dan ijin Allah SWT, dengan kata lain selalu ada campur tangan Allah SWT, evolusi (spesiasi-red) yang terkendali, bukan evolusi (spesiasi-red) acak. Alasan inilah mengapa gagasan evolusi yang digaungkan oleh Darwin sangat bertentangan dengan konsep Islam, sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-‘Ankabut ayat 19-20, surat Yunus ayat 34, dan surat Al-Waqi’ah ayat 62-65.
( (((((((( (((((((( (((((( (((((((( (((( (((((((((( (((( ((((((((((( ( (((( ((((((( ((((( (((( ((((((( ((((   (((( (((((((( ((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((( (((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((((((( (((((((((( ( (((( (((( (((((( ((((( (((((( ((((((( ((((  
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulakan penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulakan penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (al-Ankabut: 19-20).
(((( (((( ((( ((((((((((((( ((( (((((((((( (((((((((( (((( (((((((((( ( (((( (((( (((((((((( (((((((((( (((( (((((((((( ( (((((((( ((((((((((( ((((  
 “Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?” Katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya kembali. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (menyembah selain Allah)?” (Yunus: 34).
(((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((( (((((((( ((((((((((( ((((   ((((((((((((( ((( ((((((((((( ((((   ((((((((( ((((((((((((((( (((( (((((( ((((((((((((( ((((   (((( (((((((( ((((((((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((  
“Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran? Pernahkah kamu perhatikan benih benih yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya? Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat; Maka jadilah kamu heran tercengang.” (al-Waqi’ah: 62-65)

Evolusi (spesiasi-red) melalui seleksi alam dengan segala kebetulan-kebetulannya menggunakan apa yang telah ada sebelumnya, menyilangkannya, menyebabkan terjadinya diversifikasi atau keanekaragaman makhluk hidup, akan tetapi tidak menciptakan sesuatu dari yang hidup. Sekali lagi, tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak hidup. Teori seleksi alam gagal menjelaskan bagaimana atau darimana kehidupan awal mulai tercipta, dan tetap berpegang pada prinsip yang dinamakan kebetulan. Bagaimana makhluk hidup dapat menjadi hidup dari sesuatu yang mati? Mengapa sesuatu yang telah mati tidak dapat dihidupkan kembali (oleh manusia) walaupun telah diperbaiki dan diperbaharui semua organnya? Di dalam Islam, konsep seperti ini kembali lagi kepada apa yang dinamakan ruh, elemen dasar kehidupan.
Untuk setiap makhluk hidup, Allah dapat menciptakannya secara spontan, dapat pula mewariskan dan mendiversifikasikannya melalui sunnatullah-Nya, yaitu dengan penukaran materi genetik secara alami sehingga menghasilkan makhluk hidup dengan varian yang baru.
Pada akhirnya siapapun yang mencari jawaban dari pertanyaan bagaimana makhluk hidup, menjadi ada, akan menghadapi dua penjelasan yang berbeda. Yang pertama adalah “Penciptaan”, gagasan bahwa semua makhluk hidup muncul sebagai hasil dari sebuah rancangan cerdas. Penjelasan kedua adalah teori “Evolusi”, yang menyatakan bahwa makhluk hidup bukanlah hasil dari rancangan cerdas, tetapi dari sebab-sebab yang serba kebetulan dan proses alamiah.
Bagi Islam ada atau munculnya makhluk hidup ini bukan jauh dari kondisi yang terjadi secara kebetulan, namun hal itu merupakan desain cerdas dari yang Maha Pencipta, Allah SWT.
IV. KESIMPULAN
Adaptasi merupakan proses yang membuat organisme semakin cocok atau sesuai dengan habitatnya. Adaptasi ini diperlukan oleh makhluk hidup di bumi, karena setiap lingkungan di bumi memiliki karakteristik sendiri. Oleh karena itu, setiap makhluk hidup memiliki bentuk dan karakteristik berbeda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan Sepesiasi merupakan proses atau cara terbentuknya spesies makhluk hidup. Terdapat dua cara umum spesiasi berdasarkan aliran gen di antara populasi, yang tercakup dalam isolasi geografis, yaitu spesiasi alopatrik dan spesiasi simpatrik.
Teori Evolusi mengenai pembentukan spesies baru sebagai hasil dari adaptasi yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah jelas hanyalah sebuah prasangka belaka. Bagi kita, umat Muslim cukuplah dengan beriman. Iman kepada terjadinya penciptaan yang tidak alami yang boleh dikatakan merupakan peristiwa yang hanya satu kali saja terjadi, mendasari kelahiran berikutnya. Sebagaimana iman kita pada penciptaan Nabi Adam as., sebagai manusia pertama, kemudian melahirkan manusia-manusia berikutnya. Allah Maha Kuasa berbuat sesuai kehendak-Nya.
Pada akhirnya siapapun yang mencari jawaban dari pertanyaan bagaimana makhluk hidup, menjadi ada, akan menghadapi dua penjelasan yang berbeda. Yang pertama adalah “Penciptaan”, gagasan bahwa semua makhluk hidup muncul sebagai hasil dari sebuah rancangan cerdas. Penjelasan kedua adalah teori “Evolusi”, yang menyatakan bahwa makhluk hidup bukanlah hasil dari rancangan cerdas, tetapi dari sebab-sebab yang serba kebetulan dan proses alamiah. Bagi Islam ada atau munculnya makhluk hidup ini bukan jauh dari kondisi yang terjadi secara kebetulan, namun hal itu merupakan desain cerdas dari yang Maha Pencipta, Allah SWT.
V. PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat memberikan konstribusi informasi yang positif mengenai masalah terkait. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta kritik dan saran yang membangun guna melengkapi dan menyempurnakan makalah berikutnya. Dan atas perhatiannya, kami ucapkan trimakasih.

0 komentar :

Posting Komentar